Paparan Manajemen Pengelolaan Sampah Skala Lokal oleh Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro Semarang

Sampah merupakan masalah yang kerap ditemui pada kawasan perkotaan, namun ternyata kawasan perdesaan juga menghadapi masalah serupa. Desa Majakerta, Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang salah satu contohnya. Permasalahan sampah disini, muncul akibat kebiasaan warga dalam mengelola sampah secara mandiri dengan metode yang masih konvensional. Pengelolaan sampah yang banyak diterapkan oleh warga desa adalah dengan asal membuang sampah ke pekarangan dan atau membakarnya. Kondisi ini menimbulkan masalah, utamanya terkait pencemaran udara, tanah, dan air serta menjadi sumber penyakit

Sisa Pembakaran Sampah di Samping Rumah Warga (Sumber: Dokumen pribadi)

Sampah-sampah yang dibuang sembarangan pada lahan-lahan terbuka menghalangi peresapan air dan sinar matahari sehingga mengurangi kesuburan tanah. Kondisi ini tentunya menjadi potensi masalah baru, sebab tipologi penduduk Desa Majakerta adalah masyarakat petani yang bergantung hidup pada sektor agraris. Kebiasaan lain yang dilakukan warga desa terhadap sampah adalah dengan membakarnya. Titik-titik pembakaran tersebut, tersebar hampir di seluruh desa. Kegiatan ini menimbulkan risiko bagi kesehatan warga, sebab pembakaran sampah menghasilkan polutan berbahaya dan bahan kimia beracun seperti PFAS dan dioksin.

Pengelolaan sampah secara mandiri tentu tidak efektif untuk dilakukan. Desa Majakerta memerlukan manajemen pengelolaan sampah kolektif yang dikelola oleh lembaga desa. Solusi yang dapat dilakukan salah satunya dengan mendirikan usaha pengelolaan sampah dibawah naungan BUMDes. Adalah mahasiswa KKN UNDIP Tim 1 yang memiliki ide dan memaparkan milestone dari rencana tersebut kepada pemerintah Desa Majakerta.

Pemaparan rencana manajemen persampahan skala lokal (Sumber: Dokumen pribadi)

Pemaparan rencana tersebut disampaikan dalam forum dengan perangkat desa. Substansi yang dipaparkan berupa permasalahan persampahan di desa majakerta, dasar pemilahan sampah, upaya pengelolaan sampah yang dapat dilakukan, pengenalan konsep bank sampah, hingga membahas unit usaha KUPAS milik BUMDes Panggung Lestari di Kalurahan Panggungharjo, Bantul sebagai percontohan dalam pengelolaan sampah skala lokal. Konsep pengelolaan sampah yang diusung Kalurahan Panggungharjo berupa terselesaikannya  urusan sampah di desa, menjadi semangat yang perlu ditularkan kepada Desa Majakerta.

“Program kerja perencanaan manajemen pengelolaan sampah skala lokal ini sangat bagus sekali, karena di Desa Majakerta sampah masih banyak dibakar atau dibuang sembarangan. Program ini memberikan pencerahan bagi kami utamanya tentang langkah apa yang harus kami lakukan untuk mulai mengatasi masalah sampah di desa”, begitu tanggapan dari Pak Kuswadi selaku kepala Desa Majakerta pasca pemaparan materi oleh mahasiswa KKN UNDIP.

Disamping memberikan pengetahuan dan rancangan manajemen persampahan, mahasiswa KKN UNDIP juga menampilkan video demonstrasi terkait pengelolaan sampah organik. Sampah organik ternyata memiliki manfaat bagi pengembalian unsur hara tanah apabila dikelola dengan tepat. Cara pengelolaannya pun sangat sederhana, yakni dengan memfermentasikan campuran sampah-sampah organik dengan larutan EM4 pertanian. Proses fermentasi tersebut berlangsung setidaknya 2 minggu agar menghasilkan konsentrat pupuk cair.

Penyerahan tempat sampah pilah dan poster pemilahan sampah (Sumber: Dokumen pribadi)

Acara pemaparan rencana manajemen persampahan skala lokal oleh mahasiswa KKN UNDIP diakhiri dengan pemberian tempat sampah pilah kepada pihak desa dan diikuti dengan penempelan poster urgensi dan cara pemilahan sampah. Upaya mahasiswa KKN Undip tidak berhenti sampai disitu, mereka juga melakukan sosialisasi kepada siswa siswi sekolah dasar terkait pemilahan sampah.

Penempelan poster pemilahan sampah di SDN 02 Majakerta ( Sumber: Dokumen pribadi)

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *